Kamis, 24 Mei 2012

RIWAYAT PENULIS

Di sebuah desa yang terpencil,  aku di lahirkan sebagai seorang anak sang pedagang dan petani,  Ibuku telah tiada saat umurku masih balita, aku putra terakhir dari lima bersaudara, hingga sekarang yang masih hidup hanya kakak perempuan pertama, kakak lelaki kedua dan aku, walau jauh dari keindahan kota. Aku merasa sangat bahagia karena hijaunya tumbuh-tumbuhan, beningnya air sungai nan indah dan terbentang luas padi di sawah.

Pada saat itu, Ibukulah tulang punggung keluarga, Beliau pandai berdagang rempah-rempah dll, sementara Ayah membantu untuk menjualnya.
Seiring bergulirnya waktu ayahpun menikah dengan seorang janda beranak satu. Ayahku yang hingga kini telah di karuniai satu orang putri dan dua orang putra dari hasil dari pernikahan dengan ibu tiri ku.

Waktu terus berlalu, tak terasa aku telah tumbuh dewasa mengenyam pendidikan hanya sebatas formal, dikarenakan keterbatasan dana.
Kurangnya kasih sayang dari orang tuaku pada saat itu, membuatku tegar dan selalu tersenyum meski air mata ini terus mengalir, ayah dan kakak-kakaku hidup dengan kesibukanya masing-masing.

Niatku dalam hati yang juga sebagai mimpi, sebagai anak yang berbakti, akan kubuktikan yang terbaik untuk Ibuku tercinta, semoga tenang di alam sana, dan untuk ayah semoga selalu bahagia, takkan pernah terputus doa' anakmu walau jauh dari pandangan.

Karena faktor ekonomi maka aku pergi ke kota jakarta dengan tujuan mengubah nasib. sesampainya di jakarta ternyata tidak mudah mencari pekerjaan. akhirnya aku pergi ke bogor dimana kakak perempuanku yang pada waktu itu sudah berkeluarga, dan disitu saya di masukan ke sebuah restaurant padang dengan gaji hanya 250rb pada tahun 1994. beberapa tahun kemudian aku pindah ke restaurant khas sunda dengan gaji bulanan 300rb pada tahun 1996. waktu itu aku tidak peduli gajiku berapa, yang terpenting bisa makan dan tidak menjadi beban orang tua, walau sebenarnya sakit jiwa dan raga ini bila merasakanya. 

Pada tahun 2004 aku di ajak saudara sepupu untuk bekerja di counter handphone dengan gaji 750rb, dan itupun hanya cukup buat bayar kontrakan dan makan setiap harinya, hingga detik ini aku masih di counter handphone.

  Al'hamdulillah kebahagiaan itu datang setelah menikah pada tahun 2006, hingga saat ini di karunia dua putra yang lucu dan kuat seperti ayahnya. aku hanya bisa berdoa' dan bercita-cita ingin menjadi seorang pengusaha. Semoga Allah mendengar doa' hamba yang tiada guna, dan rasa syukur selalu hanya kepada Allah SWT. Karena keyakinan itulah aku masih berdiri kekar menerjang badai melawan panas dan hujan. 

Semoga riwayat ini bisa menjadi bahan acuan untuk selalu berusaha dari banyaknya ujian Tuhan, karena dengan begitulah cara Tuhan memberikan kebahagiaan untuk kita. Dan mudah-mudahan keberkahan serta kesehatan selalu terlimpah bagi kita semua aamiin....


4 komentar:

ria buchari mengatakan...

amiinn..salam kenal :)

iifbralink mengatakan...

aamiin terimakasih ibu, salam kenal juga,...boleh iif follow yaa

ocan mengatakan...

amien...smangat !!! #ngomongnya ala artes korea#

iifbralink mengatakan...

aamiin ...hehe harap maklum yaa bu...taraf iseng" nulis